Pada waktu saya duduk dikelas 2 SMA, saya
mengikuti suatu organisasi yang bernama PALAWA. Pada awalnya saya tidak
tertarik mengikuti suatu organisasi, karna lebih ingin bermainnya daripada
berkumpul pada suatu organisasi. Namun saat itu, teman SMP saya masuk sebagai
member dari organisasi tersebut dan dia mendapatkan tugas harus mengumpulkan
beberapa member lagi. Kebetulan saya yang diajak olehnya. Jika menolak juga
saya merasa tidak enak, maka dari itu saya datangi saja tempat dimana
organisasi itu berkumpul. Karna saat itu saya berada dibangku kelas 2,
rata-rata member organisasi tersebut berstatus mahasiswa. Perbedaan pola pikir yang
jauh kalau menurut saya.
Seiring waktu, sedikit demi sedikit
saya bisa merasakan banyak sekali dampak positif bagi saya dengan bertambahnya wawasan yang luas, jika dipikir-pikir kalau saya
bergabung dengan komunitas ini. Tapi saya tidak ingin bergabung sendirian, saya
mengajak satu teman SMA saya untuk ikut bergabung juga. Dan ia pun merasakan
hal yang sama. Memang yang namanya sebuah organisasi itu banyak sekali keuntungannya. Hanya dengan sebuah grup di sebuah media sosial, kita dapat berkumpul pada malam hari.
Berbagi pengalaman, mengajarkan agar lebih terbuka pada orang lain,
itu semua yang kita lakukan jika berkumpul. Hingga mengadakan bakti social,
penggalangan dana, memberikan makanan bagi orang pinggiran pun kita lakukan.
Namun sesampainya saya duduk di
bangku kelas 3 SMA, saya sudah merasa bosan untuk berkumpul pada organisasi
tersebut. Jarang sekali dan hampir tidak pernah saya berkumpul lagi. Entah
karna banyak tugas, try out, pelajaran tambahan yang membuat saya menjadi susah
untuk membagi waktu. Sering kali juga saya ditanyakan oleh salah satu member
organisasi tersebut. Saya selalu ber-alasan sedang tidak bisa kepada dia, dan
hingga saatnya saya adu argument dengannya. Saya mempertahankan argument saya
dengan kesibukan saya dan dia memperbalik keadaan kalua semua orang disini
memang sibuk semua, terutama dia yang sedang kuliah. Tetapi saya bersikeras agar
saya tidak kalah argument dan dia pun melakukan hal yang sama.
Memang, saya bukannya karna hal
bosan ataupun tidak bisa membagi waktu saja. Tapi saya ingin juga merasakan
bermain bersama teman-teman SMA saya, tidak dengan kesibukan saya sendiri.
Namun hal seperti itu malah membuat konflik yang panjang. Dan pada akhirnya,
saya memilih untuk keluar dari organisasi tersebut dengan alasan yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar