Definisi six sigma
Six
sigma merupakan salah satu konsep atau metode untuk membangun keunggulan dalam
persaingan melalui peningkatan proses bisnis dengan mengurangi atau
menghilangkan penyimpangan terhadap proses bisnis yang ada. Konsep six sigma
diperkenalkan oleh mikel harry dan richaed shroeder dalam bukunya yang berjudul
six sigma the breakthrough management strategy revolution the world’s top
corporation.
Menurut
konsep six sigma, kualitas adalah suatu bentuk usaha peningkatan nilai untuk
pelanggan maupun perusahaan di dalam seluruh aspek hubungan usaha. Antara
konsep six sigma dengan total quality management (tqm) terdapat perbedaan yang
mendasar, yaitu pada total quality management (tqm), fokusnya adalah
peningkatan operasional individual pada proses yang tidak berhubungan.
Sedangkan pada six sigma peningkatan terjadi pada seluruh operasional proses bisnis.
Six
sigma dapat didefinisikan menurut mikel harry (2001) sebagai suatu proses
bisnis yang memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya dengan
merancang dan memantau aktivitas harian bisnis dalam mencapai kepuasan
pelanggan. Six sigma juga didefinisikan sebagai suatu sistem yang komprehensif
dan fleksibel untuk mencapai, member dukungan dan memaksimalkan proses usaha,
yang berfokus pada pemahaman akan kebutuhan pelanggan dengan menggunakan fakta,
data serta terus menerus memperhatikan peraturan, perbaikan dan mengkaji ulang
proses usaha. Tujuan dari six sigma tidak hanya mencapai level sigma tertentu
saja tetapi lebih pada peningkatan kemampuan perusahaan. Six sigma akan
berupaya untuk memperhatikan kesesuaian antara kinerja produk atau jasa yang
dihasilkan dengan kebutuhan pelanggan.
Metodologi
six sigma
Untuk melakukan
peningkatan terus menerus menuju target six sigma dibutuhkan suatu
pendekatan yang sistematis, berdasarkan ilmu pengetahuan dan fakta (systematic,
scientific and fact based) dengan menggunakan peralatan, pelatihan dan
pengukuran sehingga ekspektasi dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi (simon,
2005). Saat ini terdapat dua pendekatan yang biasa digunakan dalam six sigma,
yaitu :
1. Dmaic (define, measure,
analyze, improve and control)
Metodologi dmaic
digunakan saat sudah terdapat produk atau proses di perusahaan, namun belum
dapat mencapai spesifikasi yang ditentukan oleh pelanggan.
a)
Define,
menentukan tujuan proyek dan ekspektasi pelanggan.
b)
Measure, mengukur
proses untuk dapat menentukan kinerja sekarang atau sebelum mengalami perbaikan.
c)
Analyze,
menganalisa dan menentukan akar permasalahan dari suatu cacat atau kegagalan.
d)
Improve,
memperbaiki proses menghilangkan atau mengurangi jumlah cacat atauu kegagalan.
e)
Control,
mengawasi kinerja proses yang akan datang setelah mengalamai perbaikan.
2. Dmadv
(define, measure, analyze, design and verify)
Metodologi dmadv
dapat digunakan pada tempat / perusahaan yang belum terdapat produk maupun
proses atau pada perusahaan yang sudah memiliki produk maupun proses dan sudah
dilakukan optimisasi (menggunakan dmaic ataupun metode yang lain) namun
tetap saja tidak bisa mencapai level spesifikasi yang ditetapkan berdasarkan
pelanggan atau sigma level.
a) Define, menentukan tujuan proyek
b) Measure, mengukur dan memutuskan spesifikasi dan kebutuhan pelanggan.
c) Analyze, menganalisa beberapa proses pilihan yang sesuai dengan
kebutuhan pelanggan.
d)
Design, merancang proses secara
terperinci yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
e) Verify, menguji kemampuan dan kekuatan
hasil rancangan agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Contoh-contoh nyata
dalam meningkatkan proses six sigma :
a)
Menurunkan
cost of loss, perbaikan kualitas dan service produk serta kepuasan konsumen.
b)
Dapat
mengurangi secondary process [rework] dan claim.
c)
Membuat
keputusan berdasarkan data dan tidak hanya berdasar praduga saja.
d)
Dapat
diterapkan disegala bidang baik bidang industri maupun bidang financial.
e)
Fokus
terhadap 3p ( product, process, people). Tidak hanya produk dan service
saja, tapi juga proses dan kualitas sumber daya manusia dapat mencapai tujuan
melalui pengukuran sigma level.
f)
Sangat
berdampak terhadap investasi.
g)
Berdampak
terhadap biaya.
h)
Pengolahan
data sangat mudah dengan menggunakan statistik. Melalui analisa data eksperimen
hal yang samar menjadi jelas. Tidak berdasarkan praduga dan pengalaman karena
dibantu dengan statistic software (minitab).
Faktor-faktor
kunci keberhasilan six sigma :
1) Ditinjau dari segi sistem
pengoperasian
a) Six sigma membutuhkan top
down drive atau dorongan dan dukungan penuh dari manajemen untuk menggerakan
dan memotivasi subordinate-subordinat yang ada dibawahnya.
b) Six sigma membutuhkan
partisipasi [harus] dari karyawannya khususnya untuk selalu customer oriented
(berorientasi ke pelanggan).
c) Six sigma sebagai standar
umum perusahaan, misalnya mensosialisasikan istilah (terminology) ctq, sigma,
cp, z-level atau istilah statistik lainnya kepada para operator (karyawan),
mencantumkan keterangan sigma level untuk setiap proses produksi dalam sebuah
papan informasi yang besar dan mudah dilihat oleh siapa saja, dll.
2) Ditinjau dari segi metodologi
a) Berasal dari voice of
customer.
Pada pembahasannya
sebelumnya sering disinggung istilah ctq. Ctq ialah pemilihan faktor yang
terpenting bagi konsumen atau dapat juga diartikan customer anda merasa bahwa
karakteristik product, service atau proses adalah suatu hal yang kritikal.
Pernyataan konsumen merupakan ctq untuk suatu produk, proses ataupun service.
Pengertian umum dari kontrol ctq adalah pemilihan faktor yang terpenting bagi
konsumen. Umumnya ctq berasal dari konsumen, namun bisa juga dari resiko,
ekonomi, dan peraturan. Contoh yang mudah kita temukan yakni : bakso harus
bebas formalin, specifikasi external view untuk panjang drive model
dw224ev-vd3 adalah 132,18 +/- 0,3 [mm] atau contoh lainnya adalah adanya
kebijakan rohs compliance untuk semua drive [part] yang akan memasuki wilayah
uni eropa dan masih banyak lagi contoh-contoh ctq. Ctq dapat diperoleh dengan
alat-alat analisa (typical tool), misalnya: survey konsumen, interview, peta
kebutuhan konsumen, quality function deployment (qfd), quick market
intelligence, pareto diagram, dll.
b) Seluruh karyawan
memerlukan training. Training program six sigma
Secara intensif
diperuntuk bagi seluruh karyawan agar karyawan dapat memahami dengan benar
tentang metode six sigma. Hal ini diperlukan karena untuk menerapkan metode six
sigma diperlukan investasi sumber daya manusia yang paham dengan 6 sigma.
c) Membutuhkan case study
project, resource information untuk organisasi dan sistem, penilaian yang
berdasar dan sistem penghargaan (reward system).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar