Minggu, 20 Maret 2016

Six Sigma



Definisi six sigma

Top of Form
Six sigma merupakan salah satu konsep atau metode untuk membangun keunggulan dalam persaingan melalui peningkatan proses bisnis dengan mengurangi atau menghilangkan penyimpangan terhadap proses bisnis yang ada. Konsep six sigma diperkenalkan oleh mikel harry dan richaed shroeder dalam bukunya yang berjudul six sigma the breakthrough management strategy revolution the world’s top corporation.
Menurut konsep six sigma, kualitas adalah suatu bentuk usaha peningkatan nilai untuk pelanggan maupun perusahaan di dalam seluruh aspek hubungan usaha. Antara konsep six sigma dengan total quality management (tqm) terdapat perbedaan yang mendasar, yaitu pada total quality management (tqm), fokusnya adalah peningkatan operasional individual pada proses yang tidak berhubungan. Sedangkan pada six sigma peningkatan terjadi pada seluruh operasional proses bisnis.
Six sigma dapat didefinisikan menurut mikel harry (2001) sebagai suatu proses bisnis yang memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya dengan merancang dan memantau aktivitas harian bisnis dalam mencapai kepuasan pelanggan. Six sigma juga didefinisikan sebagai suatu sistem yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, member dukungan dan memaksimalkan proses usaha, yang berfokus pada pemahaman akan kebutuhan pelanggan dengan menggunakan fakta, data serta terus menerus memperhatikan peraturan, perbaikan dan mengkaji ulang proses usaha. Tujuan dari six sigma tidak hanya mencapai level sigma tertentu saja tetapi lebih pada peningkatan kemampuan perusahaan. Six sigma akan berupaya untuk memperhatikan kesesuaian antara kinerja produk atau jasa yang dihasilkan dengan kebutuhan pelanggan.


Metodologi six sigma
Untuk melakukan peningkatan terus menerus menuju target six sigma dibutuhkan suatu pendekatan yang sistematis, berdasarkan ilmu pengetahuan dan fakta (systematic, scientific and fact based) dengan menggunakan peralatan, pelatihan dan pengukuran sehingga ekspektasi dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi (simon, 2005). Saat ini terdapat dua pendekatan yang biasa digunakan dalam six sigma, yaitu :
1.     Dmaic (define, measure, analyze, improve and control)
Metodologi dmaic digunakan saat sudah terdapat produk atau proses di perusahaan, namun belum dapat mencapai spesifikasi yang ditentukan oleh pelanggan.
a)    Define, menentukan tujuan proyek dan ekspektasi pelanggan.
b)    Measure, mengukur proses untuk dapat menentukan kinerja sekarang atau sebelum mengalami perbaikan.
c)    Analyze, menganalisa dan menentukan akar permasalahan dari suatu cacat atau kegagalan.
d)    Improve, memperbaiki proses menghilangkan atau mengurangi jumlah cacat atauu kegagalan.
e)    Control, mengawasi kinerja proses yang akan datang setelah mengalamai perbaikan.

2.     Dmadv (define, measure, analyze, design and verify)
Metodologi dmadv dapat digunakan pada tempat / perusahaan yang belum terdapat produk maupun proses atau pada perusahaan yang sudah memiliki produk maupun proses dan sudah dilakukan optimisasi (menggunakan dmaic ataupun metode yang lain) namun tetap saja tidak bisa mencapai level spesifikasi yang ditetapkan berdasarkan pelanggan atau sigma level.

a)     Define, menentukan tujuan proyek
b)    Measure, mengukur dan memutuskan spesifikasi dan kebutuhan pelanggan.
c)     Analyze, menganalisa beberapa proses pilihan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
d)     Design, merancang proses secara terperinci yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
e)     Verify, menguji kemampuan dan kekuatan hasil rancangan agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Contoh-contoh nyata dalam meningkatkan proses six sigma :

a)    Menurunkan cost of loss, perbaikan kualitas dan service produk serta kepuasan konsumen.
b)    Dapat mengurangi  secondary process [rework] dan claim.
c)    Membuat keputusan berdasarkan data dan tidak hanya berdasar praduga saja.
d)    Dapat diterapkan disegala bidang baik bidang industri maupun bidang financial.
e)    Fokus terhadap 3p ( product, process, people). Tidak hanya produk dan service saja, tapi juga proses dan kualitas sumber daya manusia dapat mencapai tujuan melalui pengukuran sigma level.
f)    Sangat berdampak terhadap investasi.
g)    Berdampak terhadap biaya.
h)    Pengolahan data sangat mudah dengan menggunakan statistik. Melalui analisa data eksperimen hal yang samar menjadi jelas. Tidak berdasarkan praduga dan pengalaman karena dibantu dengan  statistic software (minitab).

Faktor-faktor kunci keberhasilan six sigma :

1)     Ditinjau dari segi sistem pengoperasian
a)    Six sigma membutuhkan top down drive atau dorongan dan dukungan penuh dari manajemen untuk menggerakan dan memotivasi subordinate-subordinat yang ada dibawahnya.  
b)    Six sigma membutuhkan partisipasi [harus] dari karyawannya khususnya untuk selalu customer oriented (berorientasi ke pelanggan).
c)    Six sigma sebagai standar umum perusahaan, misalnya mensosialisasikan istilah (terminology) ctq, sigma, cp, z-level atau istilah statistik lainnya kepada para operator (karyawan), mencantumkan keterangan sigma level untuk setiap proses produksi dalam sebuah papan informasi yang besar dan mudah dilihat oleh siapa saja, dll.

2)    Ditinjau dari segi metodologi
a)    Berasal dari voice of customer.
Pada pembahasannya sebelumnya sering disinggung istilah ctq. Ctq ialah pemilihan faktor yang terpenting bagi konsumen atau dapat juga diartikan customer anda merasa bahwa karakteristik product, service atau proses adalah suatu hal yang kritikal. Pernyataan konsumen merupakan ctq untuk suatu produk, proses ataupun service. Pengertian umum dari kontrol ctq adalah pemilihan faktor yang terpenting bagi konsumen. Umumnya ctq  berasal dari konsumen, namun bisa juga dari resiko, ekonomi, dan peraturan. Contoh yang mudah kita temukan yakni : bakso harus bebas formalin, specifikasi external view untuk  panjang drive model dw224ev-vd3 adalah 132,18 +/- 0,3 [mm] atau contoh lainnya adalah adanya kebijakan rohs compliance untuk semua drive [part] yang akan memasuki wilayah uni eropa dan masih banyak lagi contoh-contoh ctq. Ctq dapat diperoleh dengan alat-alat analisa (typical tool), misalnya: survey konsumen, interview, peta kebutuhan konsumen, quality function deployment (qfd), quick market intelligence, pareto diagram, dll.

b)    Seluruh karyawan memerlukan training. Training program six sigma
Secara intensif diperuntuk bagi seluruh karyawan agar karyawan dapat memahami dengan benar tentang metode six sigma. Hal ini diperlukan karena untuk menerapkan metode six sigma diperlukan investasi sumber daya manusia yang paham dengan 6 sigma.
c)    Membutuhkan case study project, resource information untuk organisasi dan sistem,  penilaian yang berdasar dan sistem penghargaan (reward system).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assignment

1. Simple Present Tense ( Verbal/Non Verbal) : Contoh : She is beautiful ( dia"wanita" cantik ) - Verbal : Verbal Simple Presen...