ILMU
PENGETAHUAN
Ilmu (atau
ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge),
tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati
dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena
manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Pengertian olmu menurut beberapa
ahli adalah sebagai berikut :
a) Ashley Montagu menyebutkan bahwa “Science is a
systemized knowledge services form observation, study, and experimentation
carried on under determine the nature of principles of what being studied.”
(ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun dalam suatu system yang
berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman untuk menentukan hakikat dan
prinsip hal yang sedang dipelajari).
b) Harold H. titus mendefinisikan “Ilmu
(Science) diartikan sebagai common science yang diatur dan diorganisasikan,
mengadakan pendekatan terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan
menggunakan metode-metode observasi yang teliti dan kritis).
c) Dr. Mohammad Hatta mendefinisikan “Tiap-tiap ilmu
pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan kausal dalam satu golongan masalah
yang sama tabiatnya, baik menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut
bangunannya dari dalam.”
d) Drs. H. Ali As’ad dalam buku Ta’limul Muta’allim
menafsirkan ilmu sebagai : “Ilmu adalah suatu sifat yang kalau dimiliki oleh
seorang maka menjadi jelaslah apa yang terlintas di dalam pengertiannya”.
Contoh: Ilmu Alam hanya bisa
menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil
saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi
lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit.
Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa
jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi
sesuai untuk menjadi perawat.
Ilmu (Bahasa
Inggeris:Knowledge)merujuk kepada kefahaman manusia terhadap sesuatu perkara,
yang mana ia merupakan kefahaman yang sistematik dan diusahakan secara sedar.
Pada umumnya, ilmu mempunyai potensi untuk dimanfaatkan demi kebaikan manusia.
Biasanya, ilmu
adalah hasil daripada kajian trhadap sesuatu perkara. Dalam hal ini, ilmu
sendiri juga boleh menjadi sasaran kajian dan menghasilkan apa yang dikenali
sebagai "ilmu mengenai ilmu", yakni epistemologi.
Ciri-ciri Ilmu adalah sebahagian daripada aspek kognitif yang terdapat
dalam diri manusia. Maka dengan itu ilmu adalah berkaitan dengan aspek kognitif
manusia yang lain seperti pengetahuan, pengalaman, dan juga perasaan. Tetapi
pada masa yang sama, ilmu adalah berbeza dengan perkara-perkara ini dan
ciri-cirinya adalah seperti berikut:
Ciri ini membezakan ilmu dengan perasaan dan
pengalaman. Contohnya, sesetengah "pengalaman diri" seperti mimpi
adalah sukar dipertuturkan melalui bahasa. Tetapi bagi ilmu, ia haruslah
sesuatu yang dapat dipertuturkan melalui bahasa. Ilmu mempunyai nilai kebenaran
Sesuatu yang digelar sebagai ilmu biasanya dianggap benar. Ciri ini membezakan pengucapan ilmu dengan pengucapan sasastera yang biasanya mengandungi unsur-unsur tahayul.
Sesuatu yang digelar sebagai ilmu biasanya dianggap benar. Ciri ini membezakan pengucapan ilmu dengan pengucapan sasastera yang biasanya mengandungi unsur-unsur tahayul.
Ilmu adalah objektif. Ciri ini bermaksud bahawa ilmu
adalah sesuatu yang tidak dapat diubah menurut keinginan ataupun kesukaan
seseorang individu.
Ilmu
diperolehi melalui kajian Ilmu adalah hasil daripada kajian. Ia bukanlah
sesuatu rekaan. Ilmu mengenai cara memeroleh ilmu itu dikenali sebagai
perkaedahan penyelidikan ilmiah. Kandungan Ilmu sentiasa bertambah Ilmu adalah
sentiasa berada dalam proses pertemabahan, pemantapan dan penyempurnaan.
Ilmu adalah
sesuatu yang membedakan kita dengan mahluk tuhan lainnya seperti tumbuhan dan
hewan dengan ilmu kita dapat melakukan,membuat,menciptakan sesuatu yang dapat
membawa perbedaan yang lebih baik bagi diri kita sendiri.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan
khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada
persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai
persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada
lebih dahulu.
- Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
- Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
- Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
- Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Sifat-sifat ilmu
Dari definisi yang diungkapkan Mohammad Hatta dan
Harjono di atas, kita dapat melihat bahwa sifat-sifat ilmu merupakan kumpulan
pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu :
- Berdiri secara satu kesatuan,
- Tersusun secara sistematis,
- Ada dasar pembenarannya (ada penjelasan yang dapat dipertanggung jawabkan disertai sebab-sebabnya yang meliputi fakta dan data),
- Mendapat legalitas bahwa ilmu tersebut hasil pengkajian atau riset.
- Communicable, ilmu dapat ditransfer kepada orang lain sehingga dapat dimengerti dan dipahami maknanya.
- Universal, ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku di mana saja dan kapan saja di seluruh alam semesta ini.
- Berkembang, ilmu sebaiknya mampu mendorong pengetahuan-pengatahuan dan penemuan-penemuan baru. Sehingga, manusia mampu menciptakan pemikiran-pemikiran yang lebih berkembang dari sebelumnya.
Pengetahuan
adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori,
prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Dalam
pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan akal.Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat
atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang
baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan
aroma masakan tersebut.
Pengetahuan
yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai
pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa
didapatkan dengan melakukan pengamatan dan pengamatan yang dilakukan secara
empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang
menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan
menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris
tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi
manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih
untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan
tentang manajemen organisasi.
Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang
didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme.
Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak
menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam
matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan
empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.
Pengetahuan
tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan
sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak
untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya
atau bahkan meningkatkan status kesehatannya. Rasa sakit akan menyebabkan
seseorang bertindak pasif dan atau aktif dengan tahapan-tahapannya.
Pengetahuan
adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki
manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia itu sendiri dan
kehidupanya. Sementara sumber-sumber pengetahuan adalah berasal dari tahu akan
suatu peristiwa dan realitas objektif di alam semesta ini, dan tahu adalah
hasil daripada kenal,sadar, insaf, mengerti dan pandai. Perbedaan antara
pengetahuan dengan ilmu pengetahuan adalah terletak pada konsep dari keduanya,
dimana pengetahuan lebih spontan sifatnya, sedangkn ilmu pengetahuan lebih
sistematis dan reflektif.
Sesuai dengan
pengertiannya bahwa ilmu pengetahuan adalah keseluruhan system pengetahuan
manusiayang telah dibakukan secara sistematis. Dengan demikian pengetahuan jauh
lebih luas daripada ilmu pengetahuan karena pengetahuan mencakup segala
sesuatuyang diketahui manusia tanpa perlu berarti telah dibakukan secara
sistematis. Pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan tentang manusia
mengetahui sesuatu, jugamencakup praktek atau kemampuan teknis dalam
memecahkanberbagai persoalan hidup yang belumdibakukan secara sistematis dan
metodis.
Dalam beberapa tahun belakangan ini kita melihat
adanya perubahan yang mendasar dari evolusi kesadaran manusia yaitu mencari
indentitas dirinya. Maka dimana-mana muncul berbagai macam cara untuk
memperoleh apa yang dinamakan ilmu pengetahuan tentang jati diri dan cara memperolehnya.
Orang yang membawa ilmu pengetahuan inipun berbeda dalam ciri dan caranya
sehingga muncul juga penafsiran yang berbeda tergantung sejauh mana pengertian
yang ia diperoleh. Ilmu pengetahuan adalah pengumpulan pengertian tentang suatu
hal yang kita dapat karena “tahu”.
Tahu berarti :
a)
menyerap perangsang indera
b)
berkesan, dan
c)
mengerti kesan itu.
Proses dari menerima perangsang indera bisa kita alami melalui :
a)
Melihat – indera penglihat.
b)
Mendengar – indera pendengar.
c)
Mencium – indera pencium.
d)
Meraba – indera perasa dan.
e)
Merasa – indera pengecap.
Banyak orang mencapai sukses dengan pengetahuan yang
dimilikinya. Orang yang memiliki pengetahuan bisa mengelola sumber daya alam,
menciptkan teknologi yang berguna untuk menusia dan sebagainya.
Dari definisi diatas makan dapat dikatakan Ilmu pengetahuan secara
etimologi merupakan kata bentukan yang berasal dari 2 kata yaitu ilmu dan
pengetahuan. Ilmu adalah suatu hasil darti proses kerja otak, sedangkan
pengetahuan yang berkata dasar tahu artinya sadar/insaf dengan penambahan
afiksasi pe-an ( pengetahuan) menjadi kata benda artinya kumpulan dari hasil
kesadaran manusia terhadap sesuatu. Misalnya kesadaran manusia terhadap
fenomena alam maka muncul Ilmu alam, kesadaran manusia terhadap fenomena sosial
maka muncul ilmu sosial, kesadaran manusia terhadap fenomena kebudayaan maka
muncul ilmu budaya dan lain sebagainya.
Ilmu pengetahuan dibagi menjadi 2 macam :
a)
Ilmu pengetahuan exacta (nyata).
b)
Ilmu pengetahuan abstrak (tanpa wujud).
SIKAP ILMU PENGETAHUAN
Manusia adalah
makhluk tuhan yang paling sempurna, manusia hidup di dunia ini dibekali akal
dan pikiran. Manusia hidup di dunia ini tidak lepas dari namanya ilmu
pengetahuan. Begitu banyak ilmu pengetahuan yang menghampiri manusia. Dari
waktu ke waktu dan dari hari ke hari begitu banyak ilmu pengetahuan yang
bermunculan. Tetapi apakah anda tahu "semua ilmu pengetahuan yang ada di
dunia ini bermanfaat bagi kita". Apakah anda bisa menggunakan ilmu
pengetahuan tersebut ??
Berikut ini
terdapat beberapa sikap mental di dalam menyikapi pengetahuan yang baru
didapat, baik berdasarkan pengalaman sendiri maupun berdasarkan pengalaman
orang lain. Sikap mental tersebut di antaranya:
1.
Keyakinan
Dalam mencari pengetahuan yang benar, manusia
harus bersifat kritis, tidak cepat menyimpulkan telah mencapai kebenaran. Jika
suatu ketika seseorang merasa cukup alasan pengetahuannya benar, berarti ia
telah memiliki keyakinan. Tapi, keyakinan tidak selalu benar. Keyakinan hanya
menunjukkan sikap manusia yang tahu, ia yakin karena telah cukup alasan bahwa
pengetahuannya benar.
2. Kepastian
Bila manusia berdasarkan pengalamannya sendiri telah
membuktikan bahwa keyakinannya benar, dapat dikatakan ia telah memiliki
kepastian. Jadi, kepastian adalah keyakinan yang telah mendapat pembuktian kebenaran
berdasarkan pengalaman. Dalam kepastian, manusia tidaka akan bersikap sangsi
lagi.
3.
Kepercayaan
Beda halnya dengan kepastian. Bila kepastian
adalah sikap mental sebagai hasil dari mencari kebenaran berdasarkan pengalaman
sendiri, dimana karena telah mengalami sendiri, seseorang meyakini kebenaran
sebagai suatu kepastian. Sedangkan apabila kebenaran pengetahuan didapat dari
pengalaman orang lain yang dipercaya, maka disebut kepercayaan. Contohnya,
ketika seorang astronomi menyatakan bahwa akan ada gerhana, Anda akan
mempercayai kebenaran pengetahuan itu karena percaya pada kredibilitas atau
otoritas orang yang menyatakan hal tersebut. Jadi, percaya adalah menerima
kebenaran karena kredibilitas atau otoritas orang yang menyampaikan. Agama
dikatakan suatu jenis kepercayaan karena kebenarannya diterima berdasarkan
kredibilitas dan otoritas orang yang menyampaikan, yaitu para nabi dan rasul.
Syarat dari objek agama adalah tidak harus diverifikasi atau diuji.
Sikap ilmiah paling tidak mencakup 6 unsur utama yakni keingintahuan
(curiosity), spekulatif (speculativeness) , kesediaan untuk bersifat
obyektif (willingness to be objective), berpandangan terbuka
(open-mindedness), kesediaan untuk menangguhkan keputusan, tentative (sifatnya
sementara).
1.
Keingintahuan (Curiosity)
keingintahuan ilmiah menyangkut
tentang bagaimana sesuatu itu ada, sifat, fungsi serta hubungannya dengan yang
lain. Tujuan ilmiah adalah pemahaman. Aktivitas ini terus berlanjut dan
berkembang melalui pencarian, penelitian, pengujian, eksplorasi,
penjajakan dan eksperimen. Rasa ingin tahu ilmiah adalah memperhatikan rasa
ingin tahu. Ini menyangkut tentang bagaimana ada benda-benda, apa
karakter dasarnya, bagaiman mereka berfungsi, dan bagaimana mereka
dihubungkan pada benda-benda lain. Rasa ini bertujuan untuk pemahaman.
Ini berkembang mendalam dan berkelanjutan yang mengarah pada
penyelidikan, penelitian, pengujian, eksplorasi, penjelajahan, dan
eksperimentasi. Seorang ilmuawan tidak akan dalam sikap ilmiah melampau bidangnya
karena memang mereka dilatih dalam sikap ilmiahnya untuk mengatasi persoalan
sesuai dengan bidang keilmuan yang dikuasainya. Sebagian ilmuwan menjadikan
sikap ilmiah ini menjadi bagian pandangan hidup mereka, sehingga mereka
cenderung untuk ingin tahu akan segala sesuatu.
2.
Spekulasi (Speculativeness)
Untuk menjadi ilmiah seseorang
harus mau mencoba untuk memecahkan masalah, melakukan beberapa upaya dan
solusinya dengan mangajukan satu atau lebih hipotesis dengan resiko pendapatnya
tidak diakui. Tetapi tetap harus dilakukan hipotesis alternative secara
berlanjut. Hipotesis awal memang sering spekulatif dan setap hipotesis baru
melibatkan beberapa spekulasi. Spekulasi ini memang disengaja dan sangat
perlu di dalam mengembangkan uji coba. Dengan denikian, spekulatif
merupakan unsure esensial sikap ilmiah.
3.
Kesediaan untuk bersifat obyektif (willingness to be objective) Mencakup kesediaan untuk mengikuti
keingintahuan ilmiah (scientific curiosity), kesediaan untuk dibimbing melalui
pengalaman dan akal (penalaran), kesediaan untuk menerima data sebagai
apa adanya serta tidak bias, kesediaan untuk diubah oleh objek karena adanya
penambahan pengetahuan baru artinya kesediaan untuk diubah oleh
hasil-hasil penelitian ilmiah, kesediaan untu mengakui kekeliruan dan bersedia
melakukan perubahan (trial and error)untuk mencapai keberhasilan final,
kesediaan untuk terus berusaha memahami obyek atau masalah hingga dicapai suatu
pemahaman (willingness to persist).
4.
Berpandangan terbuka (open-mindedness)
Kesediaan untuk mempertimbangkan
semua saran yang relevan sehubung dengan hipotesa, metodologi dan bukti
sehubungan dengan suatu masalah. Termasuk dalam hal ini adalah kesediaan untuk
memberikan toleransi gagasan-gagasan baru, tidak hanya gagasan-gagasan yang
berbeda dari ilmuwan lain tetapi juga gagasan-gagasan kontrdiktif dengan
kesimpulannya sendiri. Berpandangan terbuka berarti juga mau mendengarkan dan menguji
pandangan ilmuwan lain.
5.
Kesediaan untuk menunda keputusan (willingness to suspend judgment)
hingga semua bukti yang
diperlukan ada artinya bersedia untuk tetap ragu-ragu (uncertain) atau
tidak pati terhadap keputusannya tetap. Oleh karena itu, penundaan
kesimpulan tersebut diperlukan kesabaran.
6.
Kesediaan untuk bersikap bahwa semua kesimpulan ilmiah bersifat sementara (tentativity)
seorang ilmuwan harus tetap
bertahan pada pendapat dan hipotesisnya selama hipotesisnya memang yang
terbaik. Sebaliknya, dia harus merasa tidak yakin lagi bilamana
kesimpulan atau hipotesisnya sudah tidak lagi memenuhi syarat atau tidak bisa
menjamin. Dalam kondisi yang demikian, seorang ilmuwan juga harus bersedia
untuk tetap gigih (tenacious).
PENGERTIAN TEKNOLOGI
Ilmu pengetahuan merupakan bagian dari pengetahuan. Pengetahuan pada
hakikatnya merupakan segala sesuatu yang kita ketahui. Cara mendapatkan
pengetahuan dapat melalui berbagai kesempatan, baik yang disengaja maupun tidak
disengaja dan secara spontan. Ilmu merupakan hasil pemikiran manusia yang
diperoleh dari pengalamannya. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bersifat
metodis, sistematis, dan logis. Jadi, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh
melalui metode keilmuan, yakni diperoleh dengan menggunakan cara kerja yang
rinci, sistematis, dan logis. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat dikatakan
sebagai pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang merupakan ilmu memiliki syarat dan
ciri-ciri, antara lain memiliki objek, memiliki tujuan dan metode, bersifat
empiris, rasional, dan objektif.
Berkaitan dengan objek kajiannya, pengetahuan ilmiah memiliki cabang-cabang
yang bersifat khusus, antara lain biologi, fisika, antropologi, geografi,
sosiologi, dan sejarah.
Di Indonesia ilmu lazim disebut ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, di
lingkungan pendidikan dikenal IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial).
Teknologi (ilmu teknik) adalah ilmu terapan. Teknologi mendorong diciptakan
atau dikembangkannya ilmu pengetahuan yang lebih maju. Jadi, Iptek (ilmu
pengetahuan dan teknologi) itu saling berkaitan. Teknologi juga diartikan
perangkat dan metode-metode untuk membuat sesuatu. Harvey Brooks mengartikan
teknologi sebagai pemakaian pengetahuan ilmiah untuk memproduksi barang-barang
dengan jalan reproduksi.
Sementara Schon mengartikan teknologi adalah suatu cara dan suatu proses
untuk membuat sesuatu yang dapat mengembangkan keterampilan manusia. Dalam
kaitan ini teknologi merupakan kekuatan otonom yang mampu mengubah kehidupan
manusia. Akan tetapi, teknologi juga dapat menambah dan memperbanyak kemampuan
dan kekuasaan/kekuatan manusia. Jadi, dengan teknologi manusia dapat
dipengaruhi/dikuasai oleh teknologi. Ciri-ciri teknologi antara lain
rasionalisasi, tidak alami (artificial) dan otomatis universal.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen
penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu :
- Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan.
- Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan.
- aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan
(body of knowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts ) yang
mengandung pengetian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara
bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan
dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup
penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi
sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the social technology of
development) sehingga teknologi itu adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan
insani (Eugene Stanley, 1970).
Teknologi yang berkembang dengan pesat meliputi
berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagai
berikut :
- Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi.
- Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer.
- Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.
Dampak Positif Perkembangan IPTEK
1. Memberikan berbagai kemudahan
Perkembangan IPTEK mampu membantu manusia dalam
beraktifitas. Terutama yang berhubungan dengan kegiatan perindustrian dan
telekomunikasi. Namun, dampak dari perkembangan IPTEK juga berdampak ke
berbagai hal seperti kegiatan pertanian, yang dulunya membajak sawah dengan
menggunakan alat tradisional, kini sudah menggunakan peralatan mesin.sehingga
aktifitas penanaman dapat lebih cepat di laksanakan tanpa memakan waktu yang
lama dan tidak pula terlalu membutuhkan tenaga yang banyak. Ini adalah contoh
kecil efek positif perkembangan IPTEK di dalam membantu aktifitas manusia dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Mempermudah meluasnya berbagai informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi kita,
dimana tanpa informasi kita akan serba ketinggaln. terlebih lagi ketika
berbagai media cetak dan elektronik berkembang pesat. Hal ini memaksa kita
untuk mau tidak mau harus bisa dan selalu mendapatkan berbagai informasi. Pada
masa dahulu, kegiatan pengiriman berita sangat lambat, hal ini di karenakan
kegiatan tersebut masih di lakukan secara tradisional baik itu secara lisan
maupun dengan menggunakan sepucuk surat. Namun sekarang kegiatan semacam ini
sudah hampir punah, dimana perkembangan IPTEK telah merubah segalanya, dan kita
pun tidak perlu menunggu lama untuk mengirim atau menerima berita.
3. Bertambahnya pengetahuan dan wawasan
Komputer dahulu termasuk jenis peralatan yang sangat
canggih, dimana hanya orang-orang tertentu yang mampu membelinya apalagi
menggunakannya. Namun seiring dengan perkembangan iptek, peralatan elektronik
seperti computer, internet, dan handphone (Hp) sudah menjadi benda yang
menjamur. Dimana tidak hanya orang-orang tertentu yang mampu menggunakannya,
bahkan anak-anak di bawah umurpun dapat menggunakannya. Inilah pengaruh positif
perkembangan iptek di era globalisasi terhadap ilmu pengetahuan dan wawasan
masyarakat kita.
Dampak Negative Perkembangan IPTEK
1. Mempengaruhi pola berpikir
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang agresif
dan penasaran serta suka dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya
berbagai perubahan pada berbagai peralatan elektronik. Namun ternyata
perkembangan tersebut tidak hanya berdampak terhadap pola berpikir anak, juga
berdampak terhadap pola berpikir orang dewasa dan orang tua. Terlebih lagi
setiap harinya masyarakat kita di sajikan dengan berbagai siaran yang kurang
bermanfaat dari berbagi media elektronik.
2. Hilangnya budaya Tradisional
Dengan berdirinya berbagai gedung mewah seperti mal,
perhotelan dll, mengakibatkan hilangnya budaya tradisional seperti kegiatan
dalam perdagangan yang dulunya lebih di kenal sebagai pasar tradisional kini
berubah menjadi pasar modern. Begitu juga terhadap pergaulan anak-anak dan
remaja yang sekarang sudah mengarah kepada pergaulan bebas.
3. Banyak menimbulkan berbagai kerusakan
Indonesia di kenal sebagai Negara yang kaya akan
sumber daya alamnya, namun hingga akhir ini, Indonesia lebih di kenal sebagai
Negara yang sedang berkembang dan terus berkembang entah sampai kapan. Dan kita
juga tidak mengetahui kapan istilah Negara berkembang tersebut berubah menjadi
Negara maju. Salah satu contoh kecil yang lebih spesifik adalah beberapa tahun
yang lalu sekitar di bawah tahun 2004, kota pekanbaru yang terletak di propinsi
Riau, lebih di kenal sebagi kota “Seribu Hutan”, namun dalam waktu yang
relative singkat, istilah seribu hutan kini telah berubah menjadi istilah yang
lebih modern, yakni kota “Seribu Ruko” di mana dalam waktu yang singkat,
perkembangan pembangunan di kota ini amat sangat pesat. Mulaialah berdiri
berbagai kegiatan industri, Perhotelan, Mal, dan Gedung-gedung bertingkat serta
perumahan berdiri di mana-mana.akibatnya aktifitas tradisional lumpuh, hutan
gundul sehingga banyak menimbulkan berbagai macam bencana seperti banjir, tanah
longsor serta polusi terjadi di mana-mana. Inilah dampak yang harus di terima
masyarakat kita hingga ke anak cucu.
Perbedaan Ciri-Ciri Ilmu Teknologi Bagian Barat Dan Timur
Ciri-ciri Teknologi Barat
a)
Serba intensif dalam segala hal, seperti modal, organisasi, tenaga kerja
dan lain-lain, sehingga lebih akrab dengan kaum elit daripada dengan buruh itu
sendiri.
b) Dalam struktur sosial, teknologi
barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan.
c)
Kosmologi atau pandangan teknologi Barat adalah: menganggap dirinya sebagai
pusat yang lain.
Ciri-ciri teknologi timur
a)
Masih terbatasnya orang Indonesia yang mendapat pendidikan barat terutama
pendidikan tinggi.
b)
Kurangnya keinginan dari pemerintah maupun perusahaan swasta yang ada di
Indonesia untuk melakukan ahli teknologi.
c) Tidak adanya inovasi teknologi yang
berarti di dalam masyarakat indonesia itu sendiri,ilmu pengetahuan dan
teknologi di indonesia mulai berkembang dimana ditandai dangan adanya perguruan
tinggi dan pusat-pusat penelitian seperti lembaga ilmu pengetahuan (LIPI) dan
juga badan pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT).
Kaitannya Antara IPTEK Dengan Nilai-Nilai
Sistem industri yang menyatu dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi sudah menjalani suatu lompatan yang mutatif, bila
dibandingkan dengan industri rumah tangga atau industri desa tradisional.
Bila orang-orang Yunani dan Arab dulu bermatematika dan berdiskusi ilmiah
tentang gejala-gejala alam, hukum-hukumnya dan rahasianya interaksinya,
demikian juga orang-orang Cina meledakkan mesiu dan kembang-apinya, mereka
melakukkannya demi kecintaannya kepada pengetahuan murni, dermikian kebahagiaan
hati yang melonjak karena merasa suatu rahasia alam yang terungkapkan. Tapi
dunia Barat sesudah abad-abad pertengahan, dengan rasionalisme dan sustu
ideologi tertentu yang tidak datang dari kepercayaan nenek moyang atau ajaran
agamanya, tetapi dari suatu khas yakni segugus unsur kualitatif yang baru,
yakni prinsip pemanfaatan,
lalu tumbuh menjadi manipulasi
dan eksploitasi berkat
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi baru. Mesiu dipakai untuk meriam-meriam
perang dan astronomi digunakan untuk mencari jalan perdagangan melintasi
Tanjung Harapan ke kepulauan rempah-rempah. Hukum-hukum
alam dan pengetahuan
murni diubah menjadi pengetahuan
terapan, menjadi teknologi, dioperasionalkan menjadi industri, dan
dilindungi oleh suatu sistem politik dan kekuatan militer tertentu, dan demi
pemasarannya yang struktural harus dimanfaatkan, menjadi manipulasi dan
eksploitasi sekuruh dunia.
Kehidupan manusia yang digambarkan menjadi cerah
dalam zaman Aufklarung dengan variasi orientasi dan inspirasinya, kini secara
totaliter dan represif diarahkan kepada suatu tujuan, yakni kelestarian dan
kejayaan kapitalisme modern. Dimensi-dimensi lain ditekan karena tidak sesuai
dengan tujuan utama tersebut. Hal ini dapat dilaksanakan dengan lancar, karena
teknologi modern mampu memberikan kepuasan semu kepada kebutuhan-kebutuhan
masyarakat, dengan memasukkan motivasi serta pengaturan yang tampaknya
rasional. Dalam situasi demikian itulah maka manusia bersikap pasif dan
reseptif dan tidak mampu lagi menuntut perubahan.
Dalam kehidupan yang serba teknologi ini, manusia
dapat mengalami alienasi, manusia tidak lagi hidup secara langsung bebas dengan
lingkunagnnya, tetapi secara berangsur-angsur hidup dikelilingi oleh teknologi,
organisasi dan sistem yang diciptakan sendiri. Memang berkat ilmu pengetahuan
dan teknologi, manusia dapat bangkit dari tekanan berat alam yang selalu
mengganggunya, akan tetapi secara sistematis mulai tergantung pada hasil
ciptaannya dan organisasinya. Dominasi alam dapat dilepaskan, tetapi teknologi
dan birokrasinya bangkit dengan dominasi dan kekuatannya yang dahsyat menguasai
dan menjadikannya tergantung dan lemah, kata Jurgen Moltmann.
KEMISKINAN
Kemiskinan dalam pengertian
konvensional merupakan pendapatan (income) dari suatu kelompok
masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu seringkali
berbagai upaya pengentasan kemiskinan hanya berorientasi pada upaya peningkatan
pendapatan kelompok masyarakat miskin.
Kemiskinan seringkali dipahami
dalam pengertian yang sangat sederhana yaitu sebagai keadaan kekurangan uang,
rendahnya tingkat pendapatan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar hidup
sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang sangat
kompleks, baik dari faktor penyebab maupun dampak yang ditimbulkannya.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi
3 (tiga) pengertian, yakni: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan
kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil
pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup minimum, seperti: pangan, sandang, kesehatan, papan,
pendidikan. Seseorang tergolong miskin relatif apabila seseorang tersebut
sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah
kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan seseorang tergolong miskin kultural
apabila seseorang atau sekelompok masyarakat tersebut memiliki sikap tidak mau
berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain
yang membantunya.
Kemiskinan menurut pendapat umum dapat dikategorikan
ke dalam 3 kelompok, yaitu :
- Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniah atau mental seseorang. Pada aspek badaniah, biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka disifati oleh sifat malas bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
- Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam. Biasanya pihak pemerintah menempuh dua cara, yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan secukupnya dan mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
- Kemiskinan buatan atau kemiskinan struktural. Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga karena struktur ekonomi, sosial dan politik.
Pengertian Kemiskinan Menurut Para Ahli
Pengertian
kemiskinan disampaikan oleh beberapa ahli atau lembaga, diantaranya adalah BAPPENAS
(1993) mendefisnisikan keimiskinan sebagai situasi serba kekurangan yang
terjadi bukan karena kehendak oleh si miskin, melainkan karena keadaan yang
tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya. Levitan (1980)
mengemukakan kemiskinan adalah kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan
yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak. Faturchman
dan Marcelinus Molo (1994) mendefenisikan bahwa kemiskinan adalah
ketidakmampuan individu dan atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya. Menurut Ellis (1994) kemiskinan merupakan gejala
multidimensional yang dapat ditelaah dari dimensi ekonomi, sosial politik.
Menurut Suparlan (1993) kemiskinan didefinisikan sebagai suatu standar
tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada
sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum
berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Reitsma dan Kleinpenning (1994)
mendefisnisikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhannya, baik yang bersifat material maupun non material. Friedman
(1979) mengemukakan kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk
memformulasikan basis kekuasaan sosial, yang meliptui : asset (tanah,
perumahan, peralatan, kesehatan), sumber keuangan (pendapatan dan kredit yang
memadai), organisiasi sosial politik yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai
kepentingan bersama, jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang atau
jasa, pengetahuan dan keterampilan yang memadai, dan informasi yang berguna.
Dengan beberapa pengertian tersebut dapat diambil satu poengertian bahwa
kemiskinan adalah suatu situasi baik yang merupakan proses maupun akibat dari
adanya ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungannya untuk
kebutuhan hidupnya.
Ciri-Ciri Kemiskinan
a) Mereka umumnya tidak mempunyai factor produksi sendiri seperti
tanah yang cukup, modal dan keterampilan.
b) Mereka tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi
dengan kekuatan sendiri. Pendapatan tidak cukup untuk memperoleh tanah garapan
atau modal usaha.
c) Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD atau SLTP.
Waktu mereka tersita habis untuk mencari nafkah sehingga tidak ada waktu untuk
belajar.
d) Kebanyakan mereka tinggal di pedesaan
e) Kebanyakan dari mereka yang hidup di kota, masih berusia muda dan
tidak mempunyai keterampilan yang mumpuni dan pendidikan yang layak untuk
bersaing di kota. Sehingga banyak dari mereka bekerja sebagai buruh kasar,
pedagang musiman, tukang becak, pembantu rumah tangga. Beberapa dari mereka
bahkan jadi pengangguran atau gelandangan.
Mereka yang hidup dibawah garis
kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a)
Tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal,
ketrampilan, Dll.
b)
Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan
sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha.
c)
Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD.
d)
Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas.
e)
Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Fungsi Kemiskinan
Ternyata ada 13 fungsi kemiskinan menurut Herbert
Gans. Fungsi-fungsi tersebut adalah :
1) Adanya kemiskinan bakal ngasih
jaminan kalo pekerjaan-pekerjaan kotor yg ada di masyarakat bakal ada yg mau
ngerjain. Selain itu, mereka juga mau digaji rendah, kondisi berbahaya, dll.
2)
Orang miskin mensubsidi bermacam-macam aktivitas ekonomi yg menguntungkan
orang kaya. Misalnya, pembantu rumah tangga memungkinkan orang-orang kaya
lainnya ngelakuin kerjaannya dan ga usah ngerjain pekerjaan rumahnya sendiri.
3)
Kemiskinan nyiptain lapangan kerja
buat pekerjaan yg tugasnya melayani masyarakat.
4)
Orang miskin bisa jadi pembeli buat barang-barang second yg udah ga bagus
lagi tapi masih layak pakai.
5)
Orang miskin cenderung gampang buat dicurigai sebagai pelanggar.
6)
Orang miskin ngebuka kesempatan pada golongan lain buat ngerjain
perbuatan-perbuatan bebas tanpa adanya kekangan di bidang seksual, narkotika,
dan mabuk-mabukan.
7)
Orang miskin nyediain fungsi kultural yg langsung. Bahkan, budaya mereka
kadang digunakan oleh golongan orang kaya. Contohnya, lagu-lagu koboi yg
aslinya berasal dari masyarakat miskin di negara bagian selatan.
8)
Orang miskin berfungsi sebagai tolak ukur permanen untuk membandingkan
status sosial orang kaya.
9)
Orang miskin membantu mobilitas ke atas kelompok-kelompok sosial diatasnya
karena keuntungan yg diperoleh dari penjualan barang dan jasa kepada orang
miskin.
10)
Orang miskin membantu kaum aristokrat sebagai sasaran perbuatan amalnya.
11)
Orang miskin selalu dijadikan korban untuk menahan bebean akibat perubahan
dan perkembangan sosial. Contohnya, gusuran rumah-rumah karena perluasan jalan.
12)
Kaum miskin menstabilisasikan proses politik.
13)
Peranan golongan miskin dalam proses penegakan kaidah-kaidah konvensional.
Suatu sistem ekonomi yg mendasarkan diri pada ideologi kebebasan pasar
memerlukan adanya populasi miskin.
Menurut Teori
Fungsionalis Davis. Fungsi kemiskinan yaitu :
1)
Fungsi Ekonomi : penyediaan tenaga untuk pekerjaan
tertentu, menimbulkan dana sosial , membuat lapangan kerja baru dan
memanfaatkan pemulung dalam mengumpulkan barang bekas.
2)
Fungsi sosial : Menimbulkan rasa simpatik,
sehingga munculnya badan amal dan zakat untuk menolong kaum miskin yang ada.
3)
Fungsi cultural : Sumber inspirasi kebijaksanaan
teknokrat, sumber inspirasi sastawan dan memperkaya budaya saling mengayomi
antar sesama manusia.
4)
Fungsi politik : sebagai kaum yang merasakan
kinerja pemerintahan dalam perbaikan ekonomi, dan sebagai kaum yang mengkritik
jika perekonomian tidak mengalami perubahan.
Kaitan Antara IPTEK dengan Kemiskinan
IPTEK memegang peranan penting bagi
negara-negara berkembang dalam proses peningkatan standar hidup, kesejahteraan,
dan melindungi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Negara-negara
berkembang menghadapi berbagai tantangan jangka pendek dan jangka panjang.
Perubahan penggunaan lahan melalui penggundulan hutan dan perubahan lahan
pertanian akibat aktivitas sosio-ekonomi di daerah tangkapan air di hulu, telah
menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan lingkungan dan infrastruktur akibat
bencana yang ditimbulkannya. Kerusakan lingkungan di daerah tangkapan air,
menyebabkan kelangkaan air bersih di berbagai negara, selain bencana banjir
ketika musim penghujan.
Komunikasi IPTEK terhadap
masyarakat dan pemahaman masyarakat terhadap IPTEK merupakan subyek riset yang
relatif baru di lingkungan akademis, namun berkembang untuk dipelajari lebih
lanjut untuk mendukung proses pengambilan kebijakan publik. Pemahaman yang baik
terhadap dinamika kompleksitas IPTEK dan interaksi IPTEK dengan masyarakat,
berguna dalam peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap IPTEK dan akhirnya
berkembang menjadi suatu sistem pengelolaan dan kontrol sosial masyarakat
terhadap IPTEK.
Dalam komunikasi IPTEK, perangkat
komunikasi atau penyampai informasi yang digunakan akan disesuaikan untuk
menciptakan jaminan terjadinya pemahaman dan penerimaan masyarakat awam
terhadap IPTEK. Sedangkan aspek ketiga adalah aspek kreativitas, yang membantu
perkembangan kecerdasan dan kapabilitas masyarakat sehingga menghasilkan
kemampuan dalam mengintegrasikan IPTEK ke kehidupan sehari-hari.
IPTEK memainkan peran penting
sebagai sebuah agen pembaharu di masyarakat. Sebagai bangsa yang bergerak ke
arah ekonomi berbasis pengetahuan, dibandingkan ekonomi berbasis sumber daya
alam sesuai dengan paradigma tekno-ekonomi, IPTEK menjadi landasan keberhasilan
pembangunan ekonomi yang didukung oleh kapasitas dan kapabilitas sumber daya
manusia yang kompetitif.
Dapat
disimpulkan bahwa Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan memiliki kaitan struktur
yang jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak
terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan
digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”.
Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai
seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang
saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara
teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya,
keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya
membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika
manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika
(kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap
penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap
sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan
ajaran agama.
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah
buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur
politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi
yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan
sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur
ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran,
hasil produksi dan mekanisme pasar. Kesemuanya merupakan sub sistem atau sub
struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar